Jurnalistik Berkelanjutan

Jurnalistik Berkelanjutan
Objektifitas Berita Lingkungan: Jurnalistik Berkelanjutan adalah buku pertamaku. Buku ini mengupas tentang pengalamanku tentang dampak pemberitaan lingkungan yang tidak akurat. Berita yang demikian tidak saja mampu mengguncang kehidupan pribadi seseorang tetapi juga tidak membantu lingkungan. Jika Anda ingin membacanya, Anda bisa menemukan sejumlah cuplikannya di blog ini

Sabtu, 31 Januari 2009

Anjar Suharmini, Terima Satyalencana Pembangunan LH

Pahlawan lingkungan dari Riau kembali terpilih dikancah penghargaan lingkungan tingkat nasional. Bila sebelumnya di tahun 2008 ini ada Abbas Haji Usman dan LSM Bahterah Melayu menerima Kalpataru, maka hari ini 5 Nopember bertepatan dengan Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional tahun 2008, pahlawan lingkungan dari Riau bernama Anjar Suharmini menerima Satyalencana Pembangunan Bidang Lingkungan Hidup dari Wakil Presiden RI Jusuf Kalla



Penghargaan prestesius itu diberikan kepada mereka para penerima Kalpataru yang dalam 15 tahun sesudah menerima penghargaan tertinggi di bidang lingkungan tersebut masih aktif mengabdikan diri. Anjar Suharmini adalah penerima Kalpataru tahun 1993 dan sampai ini tercatat masih aktif dalam kegiatan perbaikan lingkungan.
Petugas penyuluh pertanian lapangan ini mendapatkan Kalpataru pada tahun 1993 karena pengabdiannya di Desa Kuapan, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar. Perempuan kelahiran 1 Februari 1963 ini berhasil mendorong kelompok-kelompok tani di desa itu memanfaatkan lahan tidur dengan penanaman Padi Gogo dan Padi Tadah Hujah seluas 50 hektar dan kolam ikan seluas 0,5 hektar. Istri dari Mawarli ini juga berhasil membuat pemanfaatan lahan pekarangan dengan memelihara ternak ayam buras dengan sestem kandang ren di setiap rumah penduduk. Hingga dikenal di desa itu semboyan ”Tiada Rumah Tanpa Ayam”.
Ibu dua anak ini juga berhasil membina pemuda dan pemudi tani, salah satunya yang bernama Purwati berhasil magang di Jepang selama satu tahun dan Mashuri magang di Tanjung Pinang.
Usai menerima penghargaan itu, perempuan yang saat menerima kalpataru itu masih berusia 30 tahun mendapat tugas belajar ke Akademi Penyuluhan Pertanian (APP) hingga tahun 1996. Sekembalinya dari sekolah, Anjar ditempatkan di Desa Siabu, Kecamatan Bangkinang Barat, Kabupaten Kampar. Di desa yang berjarak 12 kilo meter dari Kota Bangkinang itu dia melakukan pembinaan pada kelompok petani/nelayan kecil (KPK) sebanyak enam kelompok.
Pada Mei 2001 s/d tahun 2003, Anjar pindah tugas ke Kota Pekanbaru Di Kelurahan Lembah Sari, Kecamatan Rumbai, dia tetap melakukan pembinaan kelompok petani dan nelayan kecil. Pada Mei tahun 2007, dia ditugaskan di Kelurahan Tuah Karya, Kecamatan Tampan. Di tempat terakhir ini dia berhasil membina enam kelompok tani untuk enam sayur-sayuran dan palawija serta ternak kambing, pembenihan serta pembesaran ikan lele pada kolam yang pengairannya sumur Bor.
Atas konsistensi dirinya itu, dia hari ini mendapatkan tanda kehormatan Satyalencana Pembangunan di bidang Lingkungan Hidup yang akan disematkan oleh Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla. Bertepatan dengan peringatan Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional 2008. (and)



0 komentar: