Jurnalistik Berkelanjutan

Jurnalistik Berkelanjutan
Objektifitas Berita Lingkungan: Jurnalistik Berkelanjutan adalah buku pertamaku. Buku ini mengupas tentang pengalamanku tentang dampak pemberitaan lingkungan yang tidak akurat. Berita yang demikian tidak saja mampu mengguncang kehidupan pribadi seseorang tetapi juga tidak membantu lingkungan. Jika Anda ingin membacanya, Anda bisa menemukan sejumlah cuplikannya di blog ini

Jumat, 20 Agustus 2010

Atapmu Dinginkan Bumi

Dulu fungsi atap mungkin hanya untuk jadi peneduh bagi si penghuni rumah. Namun sekarang, dia bisa jadi pendingin bumi.

Laporan Andi Noviriyanti dan Tya GSJ,
Pekanbaru andinoviriyanti@riaupos.com

Ahad pekan lalu, sekitar pukul 14.00 WIB, panas matahari sedang terik-teriknya. Terlebih lagi berada di atas atap bangunan bertingkat dua di Jalan Majalengka, di sekitar Jalan Rambutan. Tepatnya di gedung berwarna putih, PT Citra Van Titipan Kilat (TIKI) Cabang Pekanbaru.

Namun panas terik itu, kalah dengan rasa penasaran Riau Pos yang terobsesi melihat taman atap di gedung berarsitektur paket kotak yang setengah terbuka. Di dampingi si pemilik taman Didi Winarsyah, Pimpinan PT Citra Van Titipan Kilat (TIKI) Cabang Pekanbaru dan arsitek gedung itu Dedi Ariandi, Riau Pos disajikan pemandangan hijau di atas atap.

Awalnya Riau Pos berpikir, akan menemukan taman seperti kebanyakan taman yang ada di halaman rumah. Penuh aneka tumbuhan dan warna-warni bunga. Ternyata bukan. Yang Riau Pos temukan adalah lapangan golf. Meskipun ukurannya sangat mini dibandingkan lapangan golf asli, yakni hanya berukuran 7 x 4 meter, namun sang arsiteknya sepertinya berhasil menyajikan gambaran lapangan golf.

“Konsep garden roof ini memang lapangan golf mini. Jadi sengaja dibangun berundak-undak dan tidak ada bunganya. Hanya diisi rumput gajah mini dan rumput jarum (rumput jepang) dan sedikit rumput liar,” ujar Dedi sembari tertawa, karena rumput jenis terakhir yakni rumput liar tidak masuk dalam perencanaan, namun karena tidak ada petugas taman khusus di atap itu, jadinya rumput liar tumbuh.

Sementara itu bagi Didi Winarsyah, sang pemilik, keberadaan garden roof di lantai tiga kantornya tersebut merupakan keinginan orang tuanya. Agar di ruang kerja khusus di lantai tiga itu ada taman. “Jadi ada pemandangan hijau, segar, yang bisa dilihat ketika jenuh melihat tumpukan buku,” ujarnya sembari tertawa menceritakan bagaimana putranya punya keinginan untuk berkemah di atap rumah itu.
***

Garden roof atau taman atap ini kian populer di kalangan pecinta griya yang peduli terhadap lingkungan hidup. Apalagi sejak persoalan bumi makin panas akibat pemanasan global. Taman ini, tidak saja untuk menyejukkan mata, memperindah bangunan, namun yang paling penting adalah ikut mendinginkan bumi. Pasalnya taman atap ini bisa menahan panas sehingga mengurangi masuknya panas ke dalam gedung.

“Garden roof bisa menahan panas, menjadi tempat resapan air hujan dan sebagai pendingin bangunan yang ada di bawahnya. Sehingga penggunaan air conditioner (AC) atau kipas angin dapat dihemat,” ujar Dedi.

Dedi lebih lanjut menjelaskan, bahwa sinar matahari biasanya langsung menimpa atap rumah, kemudian mengalirkan panasnya ke dalam rumah sehingga membuat suhu rumah meningkat. Namun, ketika ada taman di atap rumah, maka sinar matahari akan diserap oleh tanaman yang ada. Karena itu, taman atap tersebut mampu mendinginkan ruangan di bawahnya serta mengurangi radiasi sinar matahari yang masuk keruangan di sekitarnya.
Dari perbincangan Riau Pos dan Green Student Journalists (GSJ) bersama Dedi Ariandi, praktisi arsitek di Pekanbaru ini, ada beberapa tahapan yang dilakukan jika ingin membuat garden roof.

Tahap pertama yaitu sebelum membuat garden roof, matangkan dulu perencanaannya. Misalnya dengan memastikan struktur bangunan sudah benar-benar pas untuk dibuat garden roof sesuai kebutuhan. Plat lantai atap dan kekuatan tiang penyangga harus dipastikan benar-benar dihitung dengan baik. Hal ini bisa dikonsultasikan dengan perancang bangunan tempat Anda biasa berkonsultasi.

Tahap kedua adalah melapisi semen (cor-an) atap dengan water proof (lapisan anti bocor atau kedap air). Lapisan ini berfungsi sebagai penampung air. Sehingga air tidak masuk ke dalam rumah. Lapisan anti air ini terbuat dari lapisan khusus. Bisa berupa semen atau aspal yang telah dibentuk menjadi lembaran atau gulungan, atau bisa juga berupa cairan khusus yang bisa didapat di toko-toko bangunan.

Pemasangan water proof juga harus memperhatikan cuaca. Usahakan ketika memasang water proof pastikan cuaca dalam keadaan panas sebab ini akan berdampak pada kekuatan tahan airnya. Hindari memasang water proof saat cuaca mendung atau hujan.
Tahap selanjutnya adalah menaburkan pasir atau tanah, sebagai media penanaman. Namun sebelum menaburkan pasir atau tanah, ada baiknya menambahkan ijuk atau sabut kelapa di atas lapisan kedap air. Hal ini akan membuat air hujan yang jatuh menimpa pasir, kemudian akan disaring oleh ijuk atau sabut kelapa. Ini membuat air yang masuk ke dalam lapisan kedap air, sudah terlepas dari partikel berat atau sampah-sampah. Sehingga air akan mengalir dengan lancar ke drainase di sekitar taman atap.
Berikutnya, si pemilik bisa menanam tanaman sesuai dengan kekuatan struktur bangunan yang telah diperhitungkan sebelum membuat taman atap.(Ivit Sutia-GSJ dari Fisipol Universitas Riau)

Tertarik? Anda bisa mencobanya di rumah atau gedung kantor Anda. Meskipun kecil, itu bisa berarti untuk mendinginkan bumi yang kian panas ini.(Ivit Sutia-GSJ dari Fisipol Universitas Riau)





0 komentar: