Jurnalistik Berkelanjutan

Jurnalistik Berkelanjutan
Objektifitas Berita Lingkungan: Jurnalistik Berkelanjutan adalah buku pertamaku. Buku ini mengupas tentang pengalamanku tentang dampak pemberitaan lingkungan yang tidak akurat. Berita yang demikian tidak saja mampu mengguncang kehidupan pribadi seseorang tetapi juga tidak membantu lingkungan. Jika Anda ingin membacanya, Anda bisa menemukan sejumlah cuplikannya di blog ini

Senin, 19 Juli 2010

Pekanbaru CGaF


Setahun Save The Earth Foundation (SEFo)


Setelah tahun lalu bersama Menteri Negara Lingkungan Hidup RI Prof Gusti Muhammad Hatta melaksanakan program Go Green PLTA Koto Panjang, Riau Pos bersama Save The Earth Foundation (SEFo) tahun ini akan kembali melakukan gerakan go green. Khusus tahun ini, program go green yang dilaksanakan diberi nama Pekanbaru CGaF (baca: Sigaf)

Laporan
Andi Noviriyanti, Pekanbaru
andinoviriyanti@riaupos.com


Pekanbaru bersih, hijau dan berbuah atau Pekanbaru CGaF (Clean, Green, and Fruitful) tersebut diluncurkan bertepatan dengan peringatan satu tahun Save The Earth Foundation (SEFo) 14 Juli lalu dan menyambut dua dekade Riau Pos 17 Januari mendatang.

Hal itu resmi disepakati oleh CEO Riau Pos Media Group Makmur SE Ak, MM, COO Riau Pos Group Divre Pekanbaru Sutrianto selaku pimpinan Riau Pos sekaligus pendiri SEFo, pekan ini. Dalam rapat terbatas untuk menyukseskan program tersebut telah dipilih Herianto, Wakil Pemimpin Umum Bidang Keredaksian sebagai ketua pelaksana.
Menurut Makmur, program Pekanbaru CGaF tersebut dilatarbelakangi sebagai tindak lanjut dari program go green Riau Pos untuk menanam lima juta pohon yang telah dimulai tahun lalu.

“Tahun lalu, kita telah memulai program penghijauan ini bersama Menteri Lingkungan Hidup. Saat itu telah ditanam sekitar 5.000 pohon yang menyebar di sejumlah tempat di Kecamatan XIII Kotokampar, Kabupaten Kampar. Untuk tahun ini kita tindaklanjuti dengan program Pekanbaru CGaF,” ulasnya.

Dipilihnya Program Pekanbaru CGaF tersebut, tambahnya, karena Kota Pekanbaru telah enam kali berturut-turut meraih Penghargaan Adipura yang diberikan langsung oleh presiden. Prediket kota besar terbersih di Indonesia itu, menurutnya, patut dipertahankan, bahkan ditingkatkan. Dan salah satunya untuk meningkatkannya adalah melalui program Pekanbaru Berbuah.

Peserta rapat terbatas Pekanbaru CGaF yang dipimpin Sutrianto, akhir pekan ini, menyepakati beberapa hal yang menjadi latar belakang mengapa program Pekanbaru Berbuah ini menjadi gandengan yang pas dengan program bersih dan hijaunya Kota Pekanbaru yang telah dilaksanakan. Pertama, dilihat dari sisi lingkungan dan keindahan. Penanaman pohon buah akan sangat bermanfaat untuk menambah pohon penghijauan di Kota Pekanbaru, mengingat buah-buahan salah satu pohon yang sangat diminati masyarakat. Khususnya untuk pohon penghijauan di rumah. Pohon-pohon buah yang kelak akan berbuah itu, nantinya akan menghasilkan buah aneka warna yang akan memperindah Kota Pekanbaru.

Kedua, dilihat dari sisi peningkatan kesehatan. Buah-buahan termasuk elemen penting dalam menjaga kesehatan manusia. Sayangnya, konsumsi buah di Indonesia masih tergolong rendah yakni sekitar 40,06 kilogram per kapita/tahun. Angka itu masih cukup jauh dari rekomendasi FAO yang mematok 65,75 kg per kapita/tahun. Oleh karena itu diharapkan dengan adanya program Pekanbaru Berbuah tersebut, maka secara tidak langsung akan mendorong peningkatan konsumsi buah oleh masyarakat. Apalagi jika program tersebut sudah berjalan, maka akses masyarakat untuk mendapatkan buah dengan harga yang murah cukup tinggi, karena buah itu tumbuh di halaman rumah mereka sendiri.

Ketiga, dilihat dari sisi peningkatan ekonomi masyarakat. Setakat ini, buah-buahan segar di Kota Pekanbaru berasal dari luar daerah bahkan luar negeri. Ini mengakibatkan harga jual buah tinggi dan akibatnya meningkatkan pengeluaran masyarakat. Namun jika buah-buah itu dapat di tanam di Pekanbaru, maka selain mengurangi belanja rumah tangga juga dapat menjadi pendapatan sampingan bagi masyarakat yang mau bertanam buah.

Tingkat kelayakan program ini dapat berkaca dari keberhasilan program Kebun Buah yang dilaksanakan oleh Balai Pelatihan dan Pengembangan Masyarakat (BPPM) PT Arara Abadi di Perawang. Dari BPPM ini terlihat bahwa buah-buahan yang mereka hasilkan dapat menembus pasar dan sekarang menjadi salah satu kebanggaan dan kunjungan wisata bagi perusahaan tersebut. Dilihat dari kondisi tanah, topografi, iklim dan cuaca, antara Perawang dan Pekanbaru hampir tidak ada perbedaan. Oleh karena itu, kemungkinan keberhasilan yang sama juga akan diraih oleh Kota Pekanbaru.
Dalam pelaksanaan program ini, menurut Makmur, secara informal telah dibicarakan dengan Wali Kota Pekanbaru Herman Abdullah dan sejumlah pihak. Namun secara formalnya, tambah Sutrianto akan dilaksanakan secara maraton dalam waktu dekat untuk mematang persiapan sebelum penanam. Direncanakan persiapan menjelang program tersebut dilaksanakan mulai Juli hingga September mendatang. Sementara untuk penanaman akan dilaksanakan pada musim tanam, yakni Oktober hingga Desember mendatang.

Tentang teknis pelaksanaan, tambah Herianto, direncanakan akan melibatkan rumah tangga di seluruh kelurahan di Kota Pekanbaru yang jumlahnya 58 kelurahan. Masing-masing kelurahan diharapkan dapat menanam 50 pohon buah sebagai spirit awal untuk membangun program Pekanbaru Berbuah. Di mana diharapkan buah yang ditanam sejenis perkelurahan, sehingga nantinya saat panen, pemasaran buah-buahan itu lebih mudah.
Untuk pelaksanaannya, kegiatan ini akan dibagi dalam tiga tahun. Tahun pertama akan dilakukan penanam, tahun kedua perawatan, dan selanjutnya tahun ketiga panen dan pemasaran. Untuk mendukung program ini juga akan dilaksanakan kerjasama dengan berbagai pihak sehingga dapat menekan biaya.

Semoga Program Pekanbaru CGaF dapat terlaksana dengan kerja sama semua pihak.***

0 komentar: