Jurnalistik Berkelanjutan

Jurnalistik Berkelanjutan
Objektifitas Berita Lingkungan: Jurnalistik Berkelanjutan adalah buku pertamaku. Buku ini mengupas tentang pengalamanku tentang dampak pemberitaan lingkungan yang tidak akurat. Berita yang demikian tidak saja mampu mengguncang kehidupan pribadi seseorang tetapi juga tidak membantu lingkungan. Jika Anda ingin membacanya, Anda bisa menemukan sejumlah cuplikannya di blog ini

Minggu, 08 November 2009

Meneg LH Prof Dr Ir H Gusti Muhammad Hatta



Tak Ikut Rapat demi Dukung Go Green Riau Pos


Menteri Negara Lingkungan Hidup (Meneg LH) Prof Dr Ir H Gusti Muhammad Hatta yang baru dilantik sepuluh hari, mengaku harus permisi dari rapat pentingnya bersama Menteri Koordinator Perekonomian Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II. Hal itu, katanya, semata-mata demi ikut hadir dan memberikan dukungan terhadap kegiatan Go Green Riau Pos dalam penyelamatan PLTA Kotopanjang

Laporan ANDI NOVIRIYANTI, Pekanbaru andinoviriyanti@riaupos.com


Ahad (1/11) malam, Meneg LH Gusti Muhammad Hatta hadir di studio Riau Televisi (RTv). Dengan stelan batik, menteri lingkungan hidup berpenampilan sederhana ini, tampak sumringah dalam dialog khusus Program 100 Hari Menteri Negara Lingkungan Hidup dan Go Green Riau Pos.

Dalam wawancaranya di RTv, pria kelahiran Banjarmasin 57 tahun silam ini, mengaku harus permisi dari rapat menteri demi ikut hadir dalam rangkaian kegiatan Go Green Riau Pos. Menurutnya kegiatan Riau Pos Group bersama Yayasan Save The Earth (SEFo) harus mendapat dukungan dari semua pihak. Termasuk dirinya sebagai menteri lingkungan hidup.

Guru besar Universitas Lambung Mangkurat ini secara terbuka menyampaikan kekagumannya atas kegiatan Go Green Riau Pos dalam penyelamatan PLTA Kotopanjang. “Terus terang saya kagum. Pers biasanya hanya berfokus pada pemberitaan. Namun sekarang tampaknya peduli terhadap lingkungan. Mau berinisiatif dan menggerakan orang lain demi menuju Indonesia hijau. Itulah sebabnya saya memilih untuk permisi dari rapat bersama menteri koordinator perekonomian demi menghadiri rangkaian acara ini,” ujarnya di sela-sela wawancara ‘’Dialog Khusus’’ RTv yang berlangsung malam itu.

Ada banyak alasan, mengapa menteri berambut lurus, berkulit agak gelap, dan berperawakan kecil ini mendukung kegiatan Go Green Riau Pos. Menurutnya penghijauan yang dilakukan dalam kegiatan Go Green pada Ahad (1/11) pagi di Desa Muara Takus, Kecamatan XIII Koto Kampar itu penting sekali dalam menyelamatkan pembangkit listrik tenaga air tersebut.

Doktor dari Universitas Wageningen, Belanda ini menyebutkan, Presiden SBY saat ini telah mengagendakan minimalisasi penggunaan batu bara untuk pembangkit listrik. Pasalnya pembangkit listrik dengan tenaga batu bara tersebut termasuk penghasil emisi gas rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global.

“Pak SBY minta kepada menteri ESDM, jika bisa meminimal penggunaan batu bara dalam pembangkit listrik. Kini pembangkit listrik diarahkan untuk menggunakan energi yang ramah lingkungan. 48 persen dari panas bumi, 12 persen dari minyak bumi, dan sisanya baru batubara dan lainnya,” papar alumni universitas Gadjah Mada ini.
Penghijauan yang dilakukan di sekitar kawasan cagar budaya Candi Muara Takus tersebut, tambahnya, juga sangat penting untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.

“Pohon-pohon yang kita tanam tersebut berperan penting dalam mengurangi gas-gas rumah kaca yang menjadi penyebab utama pemanasan global. Oleh karena itu, bila lima ribu pohon yang ditanam tadi tumbuh semua, maka akan sangat berarti mengurangi emisi pada beberapa tahun ke depan. Apalagi bila berhasil menanam lima juta pohon seperti yang dicanangkan tadi. Di mana asumsinya satu orang masyarakat Riau menanam satu pohon,” imbuhnya.

Namun dari semua pujiannya tersebut, Gusti Muhammad Hatta juga berpesan kepada CEO Riau Pos Group Makmur SE Ak MM yang mendampingnya dalam dialog khusus tersebut untuk tidak melupakan program merawat pohon yang ditanam tersebut. Jangan sampai, menurutnya, penanaman pohon yang dia canangkan tersebut dan dilakukan penanaman serentak oleh ribuan pelajar, mahasiswa, TNI dan masyarakat mati sia-sia. “Jangan hanya seremoni saja karena ingin disorot teve,” pesannya(***

0 komentar: